![]() |
Sumber Gambar https://www.youtube.com/ |
Salah satunya mungkin juga kamu, ngaku deh ?.
Saya juga termasuk kok heheh, kemarin sepulang kerja saya memberanikan diri untuk menonton film horror ini.
Ya meskipun saya juga sebenarnya bukan penggemar berat seri Insidious ini, tetapi mengingat di Serang, kota tempat tempat saya tinggal ini baru dibuka sebuah bioskop baru gak ada salahnya kan ditonton heheh maaf agak sedikit katro ya.
Baiklah, without any further do saya akan me-review suka-suka film horor yang satu ini.
Menurut saya, inilah saatnya kamu untuk menjawab rasa penasaran kamu terhadap chapter-chapter seri Insidous sebelumnya yang belum terobati dengan menonton seri Insidious The Last Key yang sedang tayang diseluruh bioskop di Indonesia.
Setidaknya rasa penasaran kamu akan sedikit terobati dengan menonton film Insidious The Last Key ini, tidak seperti dua sekuel lainnya yang mengambil terminologi 'Chapter', seri ke-4 dari Insidious ini memilih tajuk khusus 'The Last Key' seperti dialurkan terpisah dari chapter-chapter sebelumnya.
Untuk menyegarkan ingatan kamu, seri Insidious sudah berlangsung cukup lama kurang-lebih tujuh tahun. Film pertama, yaitu Insidious (2010) bercerita tentang pasutri yang anak lelakinya kesurupan. Mereka lalu menyewa jasa seorang cenayang bernama Elise (Lin Shaye) yang harus masuk ke dunia "Further" alias alam setelah kematian, antara surga dan neraka, demi menyelamatkan sang bocah. Di akhir film, sang bocah selamat, tapi Elise mati.
![]() |
Sumber Gambar http://jabar.tribunnews.com |
Meskipun demikian, di film kedua Insidious
'Chapter' 2 pada tahun 2013 roh Elise muncul pada chapter
ini,melanjutkan cerita dari film pertama yang belum sepenuhnya selesai.
Lalu film berikutnya, Insidious: Chapter 3
(2015) menjadi sebuah film prekuel tentang aksi Elise menaklukkan roh
jahat. Dia dibantu duo konyol Tucker (Angus Sampson) dan Specs (Leigh
Whannel) yang bekerja dengan bantuan teknologi demi menangkap sinyal
kehadiran para roh.
Dalam
seri keempat ini, cerita akan mengorek-ngorek masa lalu Elise. Tucker
dan Specs juga muncul lagi untuk membantu misi sang cenayang ini.
Menurut saya tampaknya Leigh Whannell dan James Wan sebagai penelur kisah seri Insidious
tampaknya benar-benar bekerja keras untuk mempersiapkan serial sekuel
atau kelanjutan dari chapter sebelumnya. Dikombinasikan antara film
horror dan thriller akan membuat rasa penasaran penonton menjadi-jadi
ditrambah dengan sedikit imaji kriminal menurut saya menjadikan Insidous The Last Key sukses menghubungkan kompleksitas dengan chapter-chapter sebelumnya.
Spoiler sedikit
Diawal
film kita akan dibawa sedikit kepada sebuah kisah singkat yang terjadi
di Five Key, New Mexico pada tahun 1950an, yang tidak lain adalah kisah
kehidupan keluarga Elise kecil. Berlatar disebuah lembaga pemasyarakatan
yang sangat mencekam semakin menambah nilai seram dari film ini.
![]() | |
Sumber Gambar https://www.kapanlagi.com/ |
Di
sebuah rumah sipir lapas tersebut Elise tinggal bersama orangtua dan
adik laki-lakinya Christian, Elise memiliki kehidupan yang rumit akibat
kemampuannya
melihat makhluk halus. Akan tetapi ayahnya tidak menyukai hal sehingga membuat Elise kecil dihujami banyak hukuman oleh sang ayah.
Di-10 menit awal 'The Last Key',
Whannell dan sutradara Adam Robitel melempar penonton ke era 2010-an.
Disini penonton akan diajak melihat realitas Elise yang sudah tua dan
menjadi cenayang seperti chapter-chapter sebelumnya yang tetap dihantui
dengan kenangan-kenangan kelam dirinya dengan keluarganya dan juga
dengan roh-roh jahat yang selalu menghantuinya.
Di
era ini elise diceritakan sebagai cenayang yang banyak membantu
orang-orang yang sedang diganggu roh jahat tetapi disini Elise tidak
sendiri dalam misinya, Elise
ditemani duo sahabat Tucker (Angun
Sampson) dan Specs (Leigh Whannell). Kedua pria yang kadang bertingkah
konyol itu resmi bergabung dengan Elise membuka jasa pertolongan ghaib,
adanya duo sahabat Tucker dan Specs memberikan sisi humor yang akan
membuat penonton beristirahat sejenak dari nuansa horror film ini.
Semua tampak normal hingga telepon permohonan bantuan membuat Elise harus menghadapi masa lalu kembali, demi masa depannya sendiri.
Peran Elise sang cenayang semakin dominan sejak di Chapter 3. Hal ini pun semakin tegas dalam kelanjutan prekuel kisah Insidious ini. Bahkan menurut saya, film ini dapat dikatakan dibuat khusus tentang Elise, dan kunci penting peranannya dalam serial Insidous.
Begitu juga terjadi pada duo konyol Tucker dan Specs. Mereka pun memiliki peran lebih dalam The Last Key ini. Walaupun, kehadiran mereka sebenarnya hanyalah pengendur saraf tegang mengikuti insting mistis sang cenayang Elise.
Opini jujur
Well,
walaupun memiliki banyak perbaikan dibanding chapter-chapter Insidious
sebelumnya, seperti latar film yang begitu horror dengan scoring musik
yang menegangkan, visual yang menyeramkan dipadukan dengan setan yang
mengerikan. Setan kunci yang menjadi sosok jahat di film ini akan sukses
membuat penonton terbawa dalam mimpi buruk.
Tetapi
sayangnya menurut saya film ini berakhir antiklimaks, saking
antiklimaksnya untuk ukuran film horror bisa-bisa menimbulkan penonton awam seperti saya bertanya-tanya dan berharap agar film tidak usai disitu.
Karena menurut saya awal film yang begitu apik seharusnya bisa ditutup dengan klimaks yang memuaskan rasa penasaran penonton.
Well,
mungkin karena akan ada sekuel-sekuel selanjuntnya sehingga klimaks
yang gantung akan membuat rasa penasaran penonton dan akan membuat
penggemarnya rela menunggu next chapter dari seri Insidious ini.
Jika
saya boleh memberikan score 1-10 untuk film ini saya akan memberikan
score 8, dan dengan ini saya sang reviewer abal-abal merekomendasikan
film horror ini untuk kamu tonton bersama-sama orang terkasih di minggu
ini dan worth it.
4 comments
filmya seru gan tapi serem. bikin merinding. untung bukan ane yg jadi pemainnya haha
ReplyDeleteTapi kayaknya gak jadi serem sih kalau tutup kuping wkwkkw
ReplyDeleteKekuatan akting pemain dan tata suara yang bikin tontonan ini jadi kesannya menegangkan
ReplyDeleteHahhaha iya terutama Tata suara sih
Delete