![]() |
Jembatan Bambu Suku Baduy |
Yang saya sukai
dari sebuah perjalanan adalah ketika memasuki pelosok-pelosok perkampungan,
berbaur dengan warga lokal, menghirup udara bersihnya dan menikmati kekayaan alam Indonesia yang begitu luas dan tentu saja mengagumkan. Empat jam saya
tempuh kurang lebih melewati jalan yang berlubang, keadaan jalanan yang
berkelok-kelok, dan pemandanagn alam yang begitu sempurna untuk akhirnya bisa
sampai ke gerbang Ciboleger yaitu pintu masuk utama untuk memasuki kawasan
baduy luar ataupun baduy dalam. Begitu
sampai anda akan disambut dengan sekawanan tukang parkir, warga lokal yang
menyediakan jasa antar hingga ke baduy dalam sekaligus membawakan barang bawaan
anda. Setelah semua siap barulah perjalanan akan dimulai dari gerbang Ciboleger
ini untuk kemudian berjalan memasuki gerbang kedua yang bertuliskan “Selamat
Datang Di Baduy” ini artinya anda sudah memasuki area terluar dari pemukiman
Suku Baduy tersebut. Begitu memasuki kawasan Baduy Luar ini kita semua akan
disambut oleh anak-anak Baduy yang sedang asyik berkumpul.
Rumah adat Suku
Baduy luar yang kita jumpai setelah memasuki gerbang Ciboleger merupakan trek
pertama dari kawasan paling luar kira-kira dibutuhkan waktu sekitar 2-3 jam
untuk sampai ke jembatan bambu pemisah antara Baduy Luar dan Baduy Dalam, pada
saat saya berkunjung ke Baduy saat itu saya ditemani seorang guide lokal yang merangkap menjadi porter untuk membawakan sebagian
barang-barang kita. Kang Narsan namannya, sembari berjalan menyusuri rute yang
luar biasa naik dan turun bukit beliau bercerita begitu banyak tentang Suku
Baduy yang membuat saya semakin kagum dengan kesederhanaan yang mereka miliki.
Dimana pada zaman sekarang ini kita tidak akan mungkin menemukannya di
kehidupan kota-kota besar saat ini. Bayangkan, diantara kehidupan
manusia-manusia di kota-kota
besar,masyarakat Suku Baduy tetap mempertahankan kesederhanaan hingga saat ini.
Seperti misalnya mereka sangat melestarikan tradisi gotong-royong.
Sepanjang
perjalanan menuju perkampungan yang akan saya tinggali, kita disuguhi keindahan
alam yang begitu asri dan menakjubkan. Selain itu deretan rumah-rumah warga
baduy dengan bentuk yang khas menjadi daya tarik tersendiri buat saya.
Lebih dekat dengan suku baduy
Pikukuh Baduy merupakan sebuah larangan
adat yang menjadi pedoman bagi aktivitas masyarakat Baduy yang berlandaskan
ajaran Sunda Wiwitan. Dimana
masyarkat Baduy tidak diperbolehkan untuk mengubah dan melanggar segala sesuatu
yang ada di dalam kehidupan yang sudah ditentukan ini. Setiap aktivitas
masyarakat Baduy harus berlandaskan rukun agama Sunda Wiwitan yang merupakan
ajaran Agama Sunda Wiwitan yaitu ngukus,
ngawalu, muja ngalaksa, ngalanjak, ngapundayan, dan ngeraksakeun pusaka.
Ajaran tersebut harus ditaati dan dijunjung tinggi oleh masyarakat Suku Baduy
yang dipimpin oleh seorang pu’un atau
jaro semacam kepala desa dalam
tatanan pemerintahan desa.
![]() |
Potret Anak-Anak Suku Baduy |
Masyarakat
Suku Baduy hidup sangat sederhana dengan menggantungkan hidup terutama dari
bercocok tanam dan sangat tertutup terhadap budaya luar. Masyarakat Suku Baduy mendiami
lereng pegunungan Kendeng dengan luas wilayah sekitar 5000 hektar. Dan secara
administratif terletak di Desa Kanekes,
Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Kata Baduy sebenarnya
bukan berasal dari mereka sendiri melainkan penduduk Banten Selatan yang sudah
beragama islam lah yang memberikan sebutan ini, dimana mereka biasa menyebut
“Baduy” kepada orang-orang kanekes yang tidak beralas kaki, pantang naik
kendaraan ketika bepergian, pantang sekolah formal, dan suka berpindah-pindah
sama halnya dengan suku Badui di Arab. Bahasa yang digunakan oleh masyarakat
Suku Baduy adalah bahasa sunda. Masyarakat Suku Baduy sebenarnya terbagi atas
tiga kelompok yaitu tangtu, panamping
dan dangka. Meski demikian pada
umumnya masyarakat luas hanya mengenal Baduy Luar dan Baduy Dalam saja.
Selain itu
juga, ketentuan adat dalam Suku Baduy seperti larangan yang merupakan pedoman
dan pandangan hidup yang mutlak harus dijalankan secara benar. Isi larangan
adat masyarakat Baduy tersebut yaitu:
- Dilarang mengubah jalan air seperti membuat kolam ikan atau drainase
- Dilarang mengubah bentuk tanah seperti membuat sumur atau merapak tanah
- Dilarang masuk ke hutan titipan untuk menebang pohon
- Dilarang mengggunakan teknologi kimia
- Dilarang menanam budidaya perkebunan
- Dilarang memelihara binatang berkaki empat semisal kambing dan kerbau
- Dilarang berladang sembarangan
- Dilarang berpakaina sembarangan
Larangan-larangan
seperti inilah yang membuat masyarakat Baduy begitu menjaga kondisi alam tempat
tinggal mereka, karena mereka percaya apabila melanggar peraturan-peraturan
tersebut akan terjadi karma buruk terhadap mereka.
Perbedaan yang
paling mendasar antara Suku Baduy Dalam dan Baduy Luar adalah dalam menjalankan
Pikukuh Baduy. Jika Baduy dalam masih
memegang teguh adat dan menjalankan aturan adat dengan baik, sebaliknya tidak
dengan saudaranya Baduy Luar.
Masyarakat
Baduy Luar sudah terkontaminasi dengan budaya luar selain Baduy. Penggunaan
barang elektronik dan sabun diperkenankan ketua adat yang disebut Jaro untuk menopang aktivitas dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari. Selain itu Baduy luar juga menerima tamu
yang bersal dari luar Indonesia, mereka diperbolehkan mengunjungi hingga
menginap di salah satu rumah warga Baduy Luar.
Perbedaan
lainnya juga dapat dilihat dari cara berpakaian mereka. Pakaian adat atau baju
dalam keseharian Baduy Dalam tersirat dalam balutan warna putih yang
mendominasi dan tidak boleh dijahit, warna putih tersebut melambangkan kesucian
yang tidak terpengaruh dari pengaruh luar serta menggunakan ikat kepala
berwarna putih, berbeda dengan Baduy Luar mereka menggunakan pakain berwarna
hitam atau biru tua dengan ikat kepala berwarna biru tua bermotif batik.
Sedangkan untuk para wanita dari suku Baduy mereka selalu menggunakan kain
sarung berwarna biru tua bermotif khas batik baduy dan baju sejenis kebaya rapi
perbedaannya hanya terletak pada wanita yang sudah menikah dan wanita yang
masih lajang yaitu terletak pada kerah baju tersebut, dimana baju tersebut akan
berkerah model terbuka untuk wanita yang sudah menikah dan kerah tertutup untuk
wanita yang masih lajang, disamping itu suku baduy dalam juga tidak pernah
memakai alas kaki walaupun bepergian kemanapun. Kaum lelaki juga selalu membawa
golok atau bedog sebagai senjata mereka.
Mata
pencaharian suku Baduy adalah berladang dan bertani. Alamnya yang subur dan
berlimpah mempermudah suku baduy dalam menghasilkan kebutuhan sehari-hari
mereka. Hasil berupa kopi, padi dan umbi-umbian menjadi komoditas yang paling
sering ditanam oleh masyarakat Suku Baduy. Tetapi dalam praktek berladang
tersebut Suku Baduy tidak menggunakan kerbau atau sapi dalam mengolah lahan
mereka. Dikarenakan seperti sudah saya jelaskan sebelumnya bahwa mereka
dilarang untuk memelihara atau bahkan memperbolehkan hewan-hewan tersebut demi
menjaga kelestarian alam.
Rumah-rumah
disini dibangun dengan menggunakan batu-batu kali sebagai dasar pondasinya,
karena itulah tiang-tiang penyangga rumah-rumah disini terlihat seperti tidak
sama tingginya. Selain itu, pada setiap rumah memiliki pengaturan ruangan
didalam rumah yang berbeda-beda fungsinya. Bagian depan difungsikan sebagai
ruang tamu dan sebagai tempat menenun untuk kaum perempuan, bagian tengah
difungsikan sebagai ruang keluarga dan tempat tidur, dan bagian belakang dari setiap rumah
difungsikan sebagai dapur dan sebagai tempat untuk menyimpan bahan makanan dan
hasil lahan selain mereka juga memiliki lumbung padi untuk menyimpan padi.
Bagian atap rumah terbuat dari serat ijuk atau pohon kelapa dan semua ruangan
tersebut dilapisa dengan anyaman bambu. Rumah Suku Baduy juga dibangun saling
berhadap-hadapan dan selalu menghadap utara atau selatan, sinar matahari lah
yang menjadi alasan kenapa rumah-rumah disini dibangun pada dua arah tersebut.
![]() |
Rumah Adat Perkampungan Suku Baduy |
Layaknya suku
kebanyakan di Indonesia, disini juga terdapat tradisi kesenian di Suku Baduy
dimana Suku Baduy mengenal budaya menenun yang sudah diturunkan oleh nenek
moyang mereka turun-temurun. Menenun dilakukan oleh kaum wanita yang telah
diajarkan sejak usia dini dan juga membuat aksesoris misalnya gelang, kalung,
anting, aneka tas dan ikat kepala. Ada mitos jika kaum laki-laki tersentuh alat menenun yang terbuat
dari kayu ini maka lelaki tersebut akan berubah perilakunya layaknya seorang
perempuan. Tradisi menenun ini menghasilkan kain tenun yang begitu indah khas
Suku Baduy, selain dipakai oleh mereka kain tenun tersebut juga
diperjual-belikan untuk para wisatawan yang datang berkunjung.
![]() |
Kami Diterima Begitu Hangat oleh Suku Baduy |
Wilayah tempat
tinggal Suku Baduy ini juga sudah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh
pemerintah daerah Lebak sejak tahun 1990. Kawasan yang melintas dari Desa
Ciboleger sampai Rangkasbitung ini sudah menjadi tempat bermukimnya Suku Baduy
yang merupakan suku asli dari Provinsi Banten.
Nah, tunggu
apalagi mari tengok sendiri keindahan alam tempat tinggal masyarakat Suku Baduy
ini dan lihat sendiri keunikannya, meresakan sensasi terbebas dari penatnya
lingkungan perkotaan pasti akan me-refresh
pikiran kita setelahnya.
6 comments
Seneng banget bisa mengenal lebih dekat dengan suku badui... Saya banyak belajar dari artikel ini tentang kehidupan suku ini.
ReplyDeleteIya bro, mereka begitu unik. Of course menambah pengetahuan Kita tentang budaya mereka apalagi bisa mengunjunginya langsung :)
ReplyDeleteAnyway, thank you udah mampir nanti gue mampir blog mu juga ya.
Semangaaat !!!
Sy mw tny soal pelihara hewan berkaki empat alias hewan ternak. Pasokan bahan makanan protein hewani mereka peroleh dari mana? Berternak kan hal umum, tapi mereka ini unik.
ReplyDeletePertanyaan sy, apakah mereka tidak pernah makan daging?
Mereka jarang makan daging sih, umumnya ikan2an sebagai protein hewani. Tapi Mereka paling demen ikan asin sama sarden sih 😁
DeleteYa ampun dari dulu belum kesampaian main ke Baduy.
ReplyDeleteLumayan terobati lah kerinduan buat main ke Baduy lewat baca post ini. Makasih ya.
Yaelah Mbak ke Baduy dongs hahhaha. Masa udah keluar negeri tapi belum ke Baduy. Gak afdol nih 😂, barkabar kalau ke Baduy ya, biar bisa tak temenin 😁😁😁
Delete